Oleh : Amin Purwanto, S. Pd
Ketika istirahat jeda mengajar,
seringkali saya mendengar berbagai keluhan (curahan hati) teman-teman guru.
“Itu lho si Doni, kalau saya sedang mengajar dia tidak pernak
fokus….ngelihatin ke luar jendela terus. Saya juga heran, kenapa ya si Bagas
nggak pernak mau duduk diam…ada saja yang dia lakukan. Kalau Diana lain lagi
lho jeng…pas saya ngajar dia cuek banget…nggak merhatiin gitu.”
Obrolan di atas betapa tercermin
berbagai kondisi anak pada saat seorang guru sedang melaksanakan Kegiatan
Belajar Mengajar. Peserta didik matanya jelalatan salah, diam cuek salah, gerak
ke sana kemari salah. Kemudian yang kita inginkan seperti apa? Peserta didik
yang harus memahami guru atau guru yang harus menyelami karakteristik peserta
didik.
Empat tahun yang silam penulis
memperoleh pemahaman yang luar biasa dari sebuah lembaga pendidikan (Quantum
Study) yang menangani masalah gaya
belajar anak. Penting bagi seorang guru untuk memahami gaya belajar peserta
didik supaya berbagai kejadian seperti cerita di atas bukan lagi sebuah momok
bagi guru, akan tetapi bagai mana seorang guru melihat hal tersebut sebagai
sebuah nuansa keniscayaan yang harus ada dalam proses belajar.